Selasa, 19 April 2011

EMBRIOLOGI AYAM


A.    Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Embriologi Ayam adalah untuk memlelajari perkembangan bentuk dan struktur embrio ayam. Dimulai umur 18 jam – 96 jam dalam pengeraman.
B.     Waktu Pelaksanaan
Hari, Tanggal    : Sabtu, 16 April 2011
Waktu             : 15.30 – 17.30 WITA
Tempat            : Laboratorium Struktur Hewan, FMIPA, UNHALU
C.    Teori Singkat
Awal perkembangan embrio ayam menunjukkan bahwa splanknopleura dan somatopleura meluap keluar dari tubuh embrio hingga di atas yolk. Daerah luar tubuh embrio dinamakan daerah ekstra embrio. Mula-mula tubuh embrio tidak mempunyai batas sehingga lapisan-lapisan ekstra embrio dan intra embrio saling berkelanjutan. Dengan terbentuknya tubuh embrio, secara berurutan terbentuk lipatan-lipatan tubuh sehingga tubuh embriohampir terpisah dari yolk. Adanya lipatan-lipatan tubuh, maka batas antara daerah intra dan ekstra embrio menjadi semakin jelas. Daerah kepala embrio mengalami pelipatan yang disebut dengan lipatan kepala dan meisahkan antara bagian intra dan ekstra embrio. Lipatan kepala membentuk sub sephal. Pada bagian lateral tubuh juga terbentuk lipatan tubuh lateral dan memisahkan bagian ekstra dan intra embrio. Bagian posterior mengalami pelipatan dan dukenal dengan nama lipatan ekor membentuk kantung sub kaudal. Lipatan-lipatan tersebut embentuk dinding saluran percernaan primitive. Bagian tengah usus tengah yang menghadap yolk tetap terbuka dan pada daerah ini, dinding kantung yolk berhubungan dengan dinding usus pada kantung yol. Walaupun kantung yolk berhubungan dengan usus melalui tangkai yolk, namun makanan tidak diambil embrio melalui tangkai yolk .
Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima, disini berlangsung pembelahan partial atau meroblastis. Sel-sel yang membelah itu membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai blastodis yang merupakan blastomer sentral yang melepasan diri dari detoplasma di bawahnya dan terbentuk rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas terpisah dari detoplasma dan ia terus menerus e dalam detoplasma.
Proses morfogenetik yang disebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan kembali sel-sel blastula secara dramatis. Gastrula berbeda rinciannya dari satu kelompok hewan dengan kelompok hewan yang lainnya, tetapi suatu kumpulan
Perubahan seluler yang sama menggerakkan pengaturan spasial embrio ini. Mekanisme seluler yang umum tersebut adalah perubahan-perubahan motilitas sel, perubahan dalam bentuk sel dan perubahan dalam adhesi (penempelan) seluler ke sel lain dan ke molekuler matriks ekstraseluler. Hasil penting dari gastrulasi adalah beberapa sel dekat permukaa blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini akan mentransformasi blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut gastrula.
Blastulasi pada ayam termasuk blastula yang berbentuk pipih atau cakram (diskoblastik) yang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: periblas hipoblas dan juga sentoblas. Gastrulasi pada ayam merupaan proses dari pembentukan stria primitif yang terdiri dari alur dan pematang primitif berupa garis dilinea mediana, Stria primitif berbentuk sempurna pada inkubasi telur 18 jam.
Tahap neurula ayam nirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keeping neural, lipatan neural, dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjut setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan ectoderm, mesoderm dan endoderm. Perkembangan embio ayam pada berbagai umur inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogemesis.

D.    Hasil Pengamatan

bnyu.jpgBagian-bagian telur



















Embrio ayam umur inkubasi 24 jam
3.jpg






Embrio ayam umur 48 jam
3.jpg





4.jpgEmbrio ayam umur inkubasi 72 jam








Pembahasan
1.jpg1.jpg





2.jpg        




3.jpg
4.jpg











Setelah dinkubasi selama 24 jam antara daerah intra embrional dan ekstra embrional terdiri dari daerah pellusida dan daerah opaka. Daerah kepala mengalami perkembangan lebih cepat namun karena adanya daerah batas pertumbuhan maka terjadi lipatan kepala, setal ke vental daerah kepala agak melipat ke posterior. Hal ini diikuti oleh lipatan ectoderm, terbentuk kantung buntuh sebelah anterior yang membuka kearah kunir disebut anterior intestinal portal. Sesuai bertambahnya usia embrio, terjadilah penutupan neural fold dan akan terbentuk tabng otak. Somit atau dorsal mesoderm akan mengalami differensiasi kea rah lateral dan pembuluh darah tersusun oleh kelompok mesoderm membentuk jaringan pembuluh darah halus lalu bersatu membentuk vena vitellin
Pada janin tingkat pengeraman 24 jam, mesoderm telah membentuk 4-5 pasang somit mesoderm di kiri-kanan notokhor dibagian tengah janin. Pada janin 24 jam lipatan neural telah mendekat satu sama lain. Persatuan lipatan neural pertama-tama terjadi dimuka somit pertama, khordal timbul di bawah lipatan neural pada sumbuh embrio. Khordal ini tidak timbul dibawah karena delaminasi mesoderm.
Pada pengamatan kali ini kami tidak mengamatinya secara langsung karena telurnya dierami terlebih dahulu oleh induknya
Pada stadium ini kepala embrio mengalami mesenchepalon tampak pada sebelah dorsal dan prosenchepalon serta rombenchepalon tampak sejajar. Badan embrio memutar sepanjang sumbuhnya sehingga bagian kiri nampak diatas kunir. Prosenchepalon berkembang menjadi telenchepalon dan dienchepalon, mesenchepalon tetap sedangkan yang menjadi menten dan melenchepalon adalah rombenchepalon. Somit makin memanjang kearah posterior lalu berdefernsiasi menjadi skeletom, pada akhir perkembangannya terbentuk dua membrane ekstra embrional yaitu amnion, membran berbentuk kantong berisi cairan yang langsung membungkus badan embrio dan kation, membran yang membungkus embrio dan semua struktur ekstra embrional.                       
Pada tingkat-tingkat peneraman 48 jam dibagian anterior lapisan mesoderm lateral itu akan bertemu dibagian anterior daerah kepala, kemudian bersatu.
Pada pengamatan kali ini juga tidak mengamati secara langsung karena terjadi kesalahan saat mengankat embrio tersebut dengan kertas saring.
Embrio pada tahap pengeraman 72 jam ini sudah lebih kompleks dibandingkan yang lainnya. Embrio mengalami pelekukan servikal sehingga rhobenchepalon berada disebelah dorsal dan telenchepalon mendekati perkembangan jantung. Lipatan kepala makin kea rah posterior. Mata terletak lebih kearah  caudal dari pada olosis. Di daerah kaudal dibentuk primordia kaki, mesoderm yang menebal diadaerah setinggi ATP berkembang menjadi primordia sayap. Rongga otaknya terdiri dari ventrikel lateral didaerah hemisphere cerebri berisi cairan otak, ventrikel ketiga pada dienchepalon, aguaduc cerebri pada mesenchepalon rongga dalam sentralis pada korda spinalis.
Optik stalk tampak setelah dibentuknya optic cup dan chrroid fissure. Optic cup merangsang proses pembentukan lensa dan lensa merangsang pembentukan kornea. Otosis (Invaginasi head ectoderm) dan duktus endolimfatikus ( Inviginasi median) akan menjadi telinga bagian dalam, pada kantong faring terjadi penambahan 3 kantong lagi. Terdapat usus depan, usus belakang dan usus tengah. Mesoderm, coelem dan system cardiovaskulernya lebih berkembang dibandingkan dari 48 jam inkubasi.
Pada pengamatan ini pun tidak kami lakukan secara langsung karena kemungkinan besar sebelum diinkubasi telur telah dierami oleh induknya sehingga waktu inkubasi diperkirakan telah lebih dari 72 jam. 

Kesimpulan
1.       Tahap pembentukan embrio ayam melalui tahap pembelahan, blastula, gastrula dan organogenesis.
2.      Telur ayam umur 24 jam dapat ditemukan 5 pasang somit, proamnion dan lapisan kepala. Pada telur ayam 48 jam ditemukan 27 pasang somit, telesefelon dan atrium. Sedangkan telur ayam umur 72 jam ditemukan 35 pasang somit, telesefelon dan vesikula optic.





EMBRIOLOGI KATAK

A.    Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Perkembangan Sel Betina adalah untuk memlelajari perkembangan katak dari fertilisasi sampai tingkat perkembangan larva.
B.     Waktu Pelaksanaan
Hari, Tanggal    : Sabtu, 9 April 2011
Waktu             : 15.30 – 17.30 WITA
Tempat            : Laboratorium Struktur Hewan, FMIPA, UNHALU
C.    Teori Singkat
Katak adalah hewan vertebrata yang bisa hidup di dua alam , yaitu air dan darat. Katak juga dapat bereproduksi dengan baik di air maupun di darat.Pada proses ini katak dibelah hingga terlihat organ dalam mengetahui fungsi dari organ-organ yang terdapat pada katak.
Seperti yang sudah kita ketahui masuknya sperma katak ke dalam telur katak memprakarsai beberapa kejadian. Ketika meosis telur sudah selesai (sempurna) maka sabit abu-abu muncul bersebrangan dengan titik sperma itu memasuki telur, dan nukleus sperma dan nukleus telurmelebur. Segera setelah bagian vital dalam proses pembuahan sudah sempurna mka terjadilah pembelahan pertama. Nukleus zigot berbelah melalui mitosis dan muncul sebuah telur yang memanjang secara membujur melalui kutub telur tersebut, maka segeralah telur membelah menjadi dua paruhan. Sistem reproduksi pada katak jantan, yaitu sepasang testis berbentuk bulat memanjang melekat pada selaputmesorehium yaitu selaput yang menghubungkan testis dengan ginjalberfungsi menghasilkan sperma dan kelenjar gonad. Vas Defferentia, yaitu saluran yang menguhubungkan testis dengan ginjal,pada katak terdapat 5-8 saluran. Ductus urospermaticus, yaitu saluran dari ginjal ke kloaka yangmenyalurkan air seni dan sperma. Vasica seminalis merupakan bagian yang melebur dari ductusurospermaticus, tempat menyimpan sementara spermatozoa sebelumdikeluarkan.
Sistem reproduksi pada katak jantan, yaitu ovarium, terdapat sepasang kiri dan kanan melekat pada mesovarium yangberhubungan dengan dinding mediodorsal dari rongga tubuh. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bagian yang mirip corong (infudibulum) denganlubangnya yang disebut ostium abdominal. Oviduk di sebelah kaudalmengadakan pelebaran yang disebut dutrus mesonfrus dan akhirnyabermuara di kloaka.
Sekitar satu jam dari pembelahan pertama dalam telur katak juga melalui kutub tapi tegak lurus pada yang pertama. Empat sel yang terbentuk kemudian secara serempak membelah lagi dalam bidang horizontal. Bidang ini terletak lebih dekat dengan kutub animal daripada kutub vegetal, sehingga akibatnya sel-sel kutub hewan lebih kecil daripada sel-sel yang berisi kuning telur pada kutub vegetal. Pembelahan akan terus berlanjut sehingga akan membentuk kumpulan-kumpulan seperti buah arbei. Pembelahan awal yang terjadi pada embrio katak bersifat sinkron atau bersamaan waktunya, namun membentuk struktur yang asimetris. Perbedaan pembelahan ini dipengaruhi oleh kutub yang terjadi pada sel embrio hewan, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada katak, bagian kutub vegetal yang berisi kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit atau membelah lebih sedikit.


D.    Hasil Pengamatan

Image0663.jpgImage0672.jpgTelur belum dibuahi                                     Telur sudah dibuahi





           



sph.JPG
 















Pembahasan





111.jpg



kaaat.jpg
 













Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma).  Pada fase morula mengalami pembelahan berkali-kali. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub hewan dan kutub vegetatif. Morula : embrio yang terdiri dari 16-64 sel.
Blastula adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan, bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan, di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan blastosoel. Adapun proses pembentukan blastula di sebut blastulasi. Blastulasi (proses pembentukan blastula) menunjukan perbedaan pada tingkat takson masing-masing.Blastulasi ( proses pembentukan blastula ) menunjukan perbedaan pada tingkatan takson masing-masing. Proses blastulasi akan diiringi oleh suatu proses berikutnya yaitu gastrulasi. Pada tingkat gastrula ini akan terjadi proses dinamisasi daerah-daerah bakal pembentuk alat pada blastula, diatur dan dideretkan sesuai bentuk dan susunan tubuh spesies yang bersangkutan.. Dalam gastrulasi sel masih terus membelah dan memperbanyak sel. Selain terjadi perbanyakan sel, di dalam proses gastrulasi juga terjadi berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun deretan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh dari individu spesies masing-masing. Dalam hal ini ada dua kelompok gerakan :
1. Epiboli
Epiboli adalah gerakan melingkup yang berlangsung disebelah luar embrio. Kegiatan ini berlangsung pada bakal ectoderm epidermis dan saraf. Gerakan berlangsung berdasarkan poros bakal anterior dan posterior tubuh. Bersamaan dengan terus bergeraknya bakal mesoderm dan endoderm, epiboli menyesuaikan diri sehingga ectoderm terus menyelaputi seluruh embrio.
2. Emboli
Emboli merupakan gerakan menyusup, gerakan ini berlangsung disebelah dalam embrio yaitu pada daerah-daerah bakal mesoderm, notochord, pre-chorda dan endoderm. Gerakan-gerakan tersebut mengarah ke blastocoel. Ada 7 macam pergerakan pada emboli yaitu involusi ( gerakan membelok kedalam), konvergensi ( gerakan menyempit), invaginasi ( gerakan mencekuk dan melipat suatu lapisan), evaginasi ( gerakan menjulur ), delaminasi ( gerakan memisahkan diri), divergensi ( gerakan memencar), extensi ( gerakan meluas).
Hanya sedikit yang dapat diketahui dalam proses blastula untuk amphibi ini. Blastula akan terbentuk ketika sel embrio amphibian (stuktur blastomere) terus mengalami pembelahan, bergerak dan akhirnya akan membentuk rongga-rongga pada bagian dalam (membentuk stuktur berongga) yang sering atau biasa disebut dengan blastocels. Pada blastosol ini berisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel.
Gastrulasi adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula. Dalam gastrulasi sel masih terus membelah dan memperbanyak diri. Selain terjadi perbanyakan sel, di dalam gastrulasi juga terjadi berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun deretan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh dari individu spesies masing-masing, yaitu gerakan epiboli dan gerakan emboli. Gastrulasi pada katak juga melibatkan beberapa gerakan yang di mulai dengan berinvaginasinya hypoblast pada celah yang terbentuk pada awal proses. Invaginasi ini disertai oleh pre-chorda di daerah dorso-median bibir dorsal yang bergerak ke arah anterior bakal embrio. Gerakan ini di ikuti oleh bakal notochord yang bergerak ke posterior ke arah bibir dorsal yang kemudian berinvolusi di daerah dorso-median menyertakan pre-chorda. Sel-sel notochord yang terletak di bibir lateral berkonvergensi secara perlahan menuju bibir dorsal. Notochord akan berada persis di bawah bakal actoderm saraf dorsal-median. Bakal mesoderm yang terletak pada ke dua sisi bakal notochord bekonvergensi ke bibir dorsal kemudian berinvolusi ke celah antara ectoderm dan endoderm. Di kedua sisi embrio dan juga ke arah ventral. Gerakan epiboli berlangsung pada ectoderm yang bersamaan dengan terjadinya berbagai proses emboli sehingga ectoderm selalu menyelaputi seluruh embrio. Di lain pihak ectoderm saraf meluas pada daerah dorso-median embrio di sepanjang poros anterior-posterior berbentuk prisai yang di sebut keping neural atau keping saraf. Pada proses gastrulasi pada katak juga melibatkan beberapa gerak yang di mulai dengan berinvaginasinya hypoblast pada celah yang terbentuk pada awal proses ( bibir dorsal blastopore). Invaginasi ini disertai oleh pre-chorda di daerah dosrso-median bibir dorsal yang bergerak kearah anterior bakal embrio. Gerakan ini diikuti oleh bakal notochord yang bergerak keposterior kearah bibir dorsal yang kemudian berinvolusi di daerah dorso-median menyertakan pre-chorda. Sel-sel notochord yang terletak di bibir lateral berkonvergensi secara perlahan menuju bibir dorsal. Notochord akan berada persis di bawah bakal ectoderm saraf di dorsal-median. Bakal mesoderm yang terletak pada kedua sisi bakal notochord berkonvergensi kebibir dorsal kemudian berinvolusi ke celah antara ectoderm dan endoderm. Di kedua sisi embrio, dan juga kearah ventral.
Pada saat proses epiboli dan emboli,perpusingan gastrulasi sebesar 400 berlangsung di daerah plug yolk berlawanan arah dengan jarum jam, sehingga gumpalan yolk yang banyak yang tadinya berada di posterior embrio menjadi       daerah ventral.   
              Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf, jaringan ini berasal dari diferensiasi ectoderm, sehingga disebut neural ectoderm. Sebagai inducer pada proses neurulasi adalah chorda mesoderm yang terletak di bawah neural ectoderm. Neurulasi sering juga disebut dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan keping neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir dengan terbentuknya bumbung neural atau neural tube.Pada amphibi berupa katak saat neurulasi diawali dengan terbentuknya notochord dari mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas arkenteron. Yang kemudian bumbung neuron berawal sebagai lempengan ectoderm dorsal, tepat diatas notochord yang sedang berkembang. Setelah notocord terbentuk,lempeng neuron melipat kearah dalam dan menggulung menjadi bumbung neuron (neural tube). Setelah terbentuk jaringan pada daerah pertemuan pinggur-pinggir bumbung atau tabung memisah dari tabung sebagai pial neuron (neural cest) yang bertujuan membentuk banyak stuktur, yang nantinya akan membentuk tulang dan otot tengkorak, sel-sel pigmen kulit dan adrenal,dan ganglia peripheral system saraf. Akhirnya embrio dengan tabung neuron (bumbung neuron) yang sudah selesai terbentuk, kemudian membentuk somit atau ruas-ruas yang nantinya akan terisi sel-sel saraf.
Organogenesis adalah proses pembentukan organ. Setelah semua tahapan telah mengalami ketiga tahapan tersebut maka tahapan yang terahir adalah pada tahaan organogenesis. Daalm tahapan organogenesis ini berarti embrio telah mengalami yang namanya kesempurnaan dalm pertumbuhanya. Tahapan yang akan dilalui dalm organogenesis ini adalah perubahan polaritas, dari kutub animal-vegetal menjadi arah anterior-posterior dari tubuh embrio. Tiga lapisan germinal (ektoderm, endoderm, mesoderm) mulai menempatkan diri untuk berkembang menjadi jaringan yang akan menjadi organ dewasa (histogenesis). Ketiga lapisan germinal tersebut saling berinteraksi untuk membentuk organ dari jaringan yang sudah terbentuk (organogenesis). Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
              Fase pasca embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup setelah masa embrio. Dalam fase ini terjadi adanya penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah dilahirkan. Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi biasanya hanya peningkatan ukuran bagian-bagian (organ) tubuh dari makhluk hidup itu sendiri. Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup berbeda-beda satu dengan yang lain. Banyak faktor yang mempengaruhi dalm kecepetan pertumbuhan. Salah satu faktornya adalah kebutuhan nutrisi atau kecukupan nutrisi yang masuk kedalm tubuh, lingkungan atau habitat dari mkhluk hidup itu sendiri sesuai atau tidak, dan masih banyak lagi faktor yang berpengaruh di dalam pertumbuhan.
E.     Kesimpulan
1.       Amphibia bentuknya bundar terbentuknya suatu celah di bawah bidang equator pada daerah kelabu Notocord terbentuk dari mesoderm dorsal di atas arkenteron.
2.      Fertilisasi merupakan penyatuan sel telur dan sperma.
3.      Pada fase fertilisasi zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage) yang melalui tiga fase, yaitu morula, blastula dan gastrula.
4.      Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
5.      Fase Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup setelah masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah dilahirkan.





Perkembangan Sel Betina (Oogenesis)

A.    Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Perkembangan Sel Betina adalah untuk mengetahui perkembangan sel telur dan membandingkan perkembangan telur.
B.     Waktu Pelaksanaan
Hari, Tanggal    : Sabtu, 2 April 2011
Waktu             : 15.30 – 17.30 WITA
Tempat            : Laboratorium Struktur Hewan, FMIPA, UNHALU
C.    Teori Singkat
Ovarium pada hewan betina merupakan gudang dan tempat produksi oosit. Setiap ovarium mengandung oosit dalam jumlah yang sangat banyak, tetapi hanya sedikit sekali dari I jumlah oosit tersebut yang dimatangkan dan diovulasikan selama masa subur atau pada masa reproduktif. Ovarium berbentuk oval dengan panjang 3 - 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi. Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.
Ovarium mamalia berbentuk pipih bila dalam keadaan istirahat, sedang dalam masa reproduksi berbentuk bulat panjang dan pada permukaan tampak seperti bisul-bisul, itulahfolikel yang masak. Fase folikel ialah masa pertumbuhan folikel sejak dari primer, sekunder, tertier, sampai folikel De Graf. Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur. Mula-mula dalam ovarium terjadi oosit primer yang kemudian membelah tidak sama besar dan terbentuk oosit sekunder (yang besar) dan benda kutub (yang kecil). Inti kedua sel tersebut sebenarnya sama besar, tetapi berbeda dalam jumlah plasma sel. Benda kutub itu tidak diketahui nasibnya dan tidak penting. Oogenesis sekunder kemudian membelah lagi menjadi sel ovum sempurna dan sel kutub kedua yang kecil. Sel kutub kedua itupun tidak berfungsi dalam reproduksi. Baik sel kutub primer dan sel kutub sekunder itu haploid, demikian pula ovum.

D.    Hasil Pengamatan
DSC03301.JPG

              
                6
                 1
                  2
                    

                                                            5                            3                   4
                        Keterangan :
1.      Epitel kecamba                                   5. Folikel primer
2.      Oogenium                                           6. Folikel degraff
3.      Folikel sekunder
4.      Corpus luteum

Pembahasan


For%2003%20Ovarium%20Oogenese.jpg
 








Telur dihasilkan di dalam ovarium. Sel oogonia yang bersifat diploid membelah secara mitosis menghasilkan sel oogonia tambahan. Pada kebanyakan hewan akuatik dan amfibia proses tersebut terjadi sekali setahun. Akan tetapi pada reptilia, burung dan mamalia, proses tersebut berhenti lama sebelum lahir. Sebenarnya pada waktu itu fetus dari manusia (bayi yang sedang berkembang), berumur 15 minggu dan multiplikasi oogonia hampir selesai. Ini tentu saja membenarkan penekanan Weismann pada isolasi dini plasma nutfah (germflasm) dari somaplasma.
Pembentukan telur mulai terjadi ketika ooogonia mulai tumbuh dan berubah menjadi oosit primer. Sel-sel diploid ini memasuki profase dari pembelahan meiosis pertama dan sejak saat itu perkembangannya berhenti. Perkembangan oosit primer lebih lanjut tak terjadi sampai saat hewan siap memasuki periode kegiatan reproduksi. Pada kodok, hal ini terjadi sekali setahun, biasanya dalam musim semi setelah dewasa. Kemudian ribuan oosit primer mulai suatu periode pertumbuhan yang menyolok dan masing-masing terselubung dalam seberkas sel yang disebut folikel. Bahan makanan dialihkan dari sel-sel folikel tersebut ke oosit yang sedang tumbuh. Volume telur kodok meningkat lebih dari sejuta kali dalam periode ini. Ketika fase perkembangan ini selesai, sel telur suatu bulatan besar dengan sitoplasma yang mengandung jumlah besar DNA, RNA, kuning telur, mitokondria, dan tetesan minyak. Dalam telur kodok bahan inii tidak tersebar merata, tetapi meningkat dari kutub ke kutub. Bagian gelap dari telur ini, diselubungi oleh apa yang disebut kutub animal. Selain kuning telur, sebagian besar unsur pokok telur terpusat dekat kutub ini, demikian pula inti (nukleus). Konsentrasi kuning telur ke arah kebalikannya, ialah kutub vegetal yang berwarna muda.  
Ketika pertumbuahan oosit primer hampir sempurna, pembelahan meiosis pertama selesai pula. Sitoplasma tidak terbagi sama rata ke dalam kedua sel-sel anaknya, tetapi hampir sebagian besar hanya ke salah satu sel anaknya. Sel anak lainnya disebut badan kutub.
Tahap-tahap oogenesis antara lain :
1.      Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
 2.  Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
4.  Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.


5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
Fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic yang berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Wildan Yatim (1990) fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru. Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu sperma saja. Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke dalam ovum. Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid (2n).





E.     Kesimpulan
1.      Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur.
2.      Ovarium akan menghasilkan ovum atau sel telur melalui proses ovulasi
3.      Ovarium di bentuk sejak embrio awal dan terhenti sementara saat lahir dan di teruskan saat mencapai tahap dewasa secara fisik.
4.      Ada   tahapan oogenesis yaitu sel-sel kelamin primordial, folikel primordial
oosit primer, pembelahan meiosis Pertama dan oosit sekunder