Selasa, 19 April 2011

Perkembangan Sel Betina (Oogenesis)

A.    Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Perkembangan Sel Betina adalah untuk mengetahui perkembangan sel telur dan membandingkan perkembangan telur.
B.     Waktu Pelaksanaan
Hari, Tanggal    : Sabtu, 2 April 2011
Waktu             : 15.30 – 17.30 WITA
Tempat            : Laboratorium Struktur Hewan, FMIPA, UNHALU
C.    Teori Singkat
Ovarium pada hewan betina merupakan gudang dan tempat produksi oosit. Setiap ovarium mengandung oosit dalam jumlah yang sangat banyak, tetapi hanya sedikit sekali dari I jumlah oosit tersebut yang dimatangkan dan diovulasikan selama masa subur atau pada masa reproduktif. Ovarium berbentuk oval dengan panjang 3 - 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi. Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.
Ovarium mamalia berbentuk pipih bila dalam keadaan istirahat, sedang dalam masa reproduksi berbentuk bulat panjang dan pada permukaan tampak seperti bisul-bisul, itulahfolikel yang masak. Fase folikel ialah masa pertumbuhan folikel sejak dari primer, sekunder, tertier, sampai folikel De Graf. Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur. Mula-mula dalam ovarium terjadi oosit primer yang kemudian membelah tidak sama besar dan terbentuk oosit sekunder (yang besar) dan benda kutub (yang kecil). Inti kedua sel tersebut sebenarnya sama besar, tetapi berbeda dalam jumlah plasma sel. Benda kutub itu tidak diketahui nasibnya dan tidak penting. Oogenesis sekunder kemudian membelah lagi menjadi sel ovum sempurna dan sel kutub kedua yang kecil. Sel kutub kedua itupun tidak berfungsi dalam reproduksi. Baik sel kutub primer dan sel kutub sekunder itu haploid, demikian pula ovum.

D.    Hasil Pengamatan
DSC03301.JPG

              
                6
                 1
                  2
                    

                                                            5                            3                   4
                        Keterangan :
1.      Epitel kecamba                                   5. Folikel primer
2.      Oogenium                                           6. Folikel degraff
3.      Folikel sekunder
4.      Corpus luteum

Pembahasan


For%2003%20Ovarium%20Oogenese.jpg
 








Telur dihasilkan di dalam ovarium. Sel oogonia yang bersifat diploid membelah secara mitosis menghasilkan sel oogonia tambahan. Pada kebanyakan hewan akuatik dan amfibia proses tersebut terjadi sekali setahun. Akan tetapi pada reptilia, burung dan mamalia, proses tersebut berhenti lama sebelum lahir. Sebenarnya pada waktu itu fetus dari manusia (bayi yang sedang berkembang), berumur 15 minggu dan multiplikasi oogonia hampir selesai. Ini tentu saja membenarkan penekanan Weismann pada isolasi dini plasma nutfah (germflasm) dari somaplasma.
Pembentukan telur mulai terjadi ketika ooogonia mulai tumbuh dan berubah menjadi oosit primer. Sel-sel diploid ini memasuki profase dari pembelahan meiosis pertama dan sejak saat itu perkembangannya berhenti. Perkembangan oosit primer lebih lanjut tak terjadi sampai saat hewan siap memasuki periode kegiatan reproduksi. Pada kodok, hal ini terjadi sekali setahun, biasanya dalam musim semi setelah dewasa. Kemudian ribuan oosit primer mulai suatu periode pertumbuhan yang menyolok dan masing-masing terselubung dalam seberkas sel yang disebut folikel. Bahan makanan dialihkan dari sel-sel folikel tersebut ke oosit yang sedang tumbuh. Volume telur kodok meningkat lebih dari sejuta kali dalam periode ini. Ketika fase perkembangan ini selesai, sel telur suatu bulatan besar dengan sitoplasma yang mengandung jumlah besar DNA, RNA, kuning telur, mitokondria, dan tetesan minyak. Dalam telur kodok bahan inii tidak tersebar merata, tetapi meningkat dari kutub ke kutub. Bagian gelap dari telur ini, diselubungi oleh apa yang disebut kutub animal. Selain kuning telur, sebagian besar unsur pokok telur terpusat dekat kutub ini, demikian pula inti (nukleus). Konsentrasi kuning telur ke arah kebalikannya, ialah kutub vegetal yang berwarna muda.  
Ketika pertumbuahan oosit primer hampir sempurna, pembelahan meiosis pertama selesai pula. Sitoplasma tidak terbagi sama rata ke dalam kedua sel-sel anaknya, tetapi hampir sebagian besar hanya ke salah satu sel anaknya. Sel anak lainnya disebut badan kutub.
Tahap-tahap oogenesis antara lain :
1.      Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
 2.  Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
4.  Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.


5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
Fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic yang berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Wildan Yatim (1990) fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru. Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu sperma saja. Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke dalam ovum. Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid (2n).





E.     Kesimpulan
1.      Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur.
2.      Ovarium akan menghasilkan ovum atau sel telur melalui proses ovulasi
3.      Ovarium di bentuk sejak embrio awal dan terhenti sementara saat lahir dan di teruskan saat mencapai tahap dewasa secara fisik.
4.      Ada   tahapan oogenesis yaitu sel-sel kelamin primordial, folikel primordial
oosit primer, pembelahan meiosis Pertama dan oosit sekunder






 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar